Optimis dan percaya diri adalah sebuah sikap
yang positif dalam memandang kehidupan. Tetapi, terkadang sikap optimis dan percaya
diri ini jatuh dan merosot 100% menjadi sikap posimitis dan keluguan. Perubahan
sikap ini masih dalam keadaan normal, jika seseorang mampu me-menagenya.
Manusia diciptakan dengan beribu kelebihan,
sehingga dengan kelebihannya tersebut selayaknya akan selalu memandang hidupnya
secara positif pula. Sebenarnya, sikap optimis dan posimis atau percaya diri
dan keluguan tergantung pada cara seseorang melihat diri sendiri secara
subjektif.
Seseorang yang pesimis dan lugu, lebih banyak
menemukan kekurangan, rasa tidak pantas, rasa berdosa, dan sebangsanya. Mereka
disibukkan dengan pemikiran yang negatif dengan dirinya sendiri. Karena semakin
sibuknya, memikirkan hal negatif yang ada dalam dirinya, sehingga tidak pernah
ada waktu dan kesempatan menemukan apa yang positif yang ada dalam dirinya yang
mampu dikembangkan. Sikap pesimis dan keluguan ini akan bertambah parah jika
lingkungan menambah tekanan bagi individu. Biasanya lingkungan yang pesimis
akan meningkatkan jumlah orang posimis dalam lingkungan tersebut.
Opmitis dan percaya diri lahir dari sikap yang
positif terhadap kemampuan diri sendiri. Walaupun mereka mengetahui kekurangan,
tetapi seseorang yang optimis tidak akan berfokus pada kekurangannya, bahkan
berusaha menutupi kekurangannya dengan sesuatu yang dianggapnya punya kelebihan
dibidang lain. Mereka mengembangkan dirinya dengan percaya diri mampu
memberikan nilai plus dalam kehidupan. Karena titik tolak pandangan dalam
dirinya adalah sesuatu yang bisa dikembangkan, sehingga seseorang optimis akan mendapatkan
sejuta potensi pada dirinya.
Dari sini dapat dilihat bahwa perbedaan orang
optimis dan percaya diri serta orang pesimis dan keluguan adalah cara memandang
diri. Jika seorang pesimis dan lugu, disibukkan dengan penilaian yang negatif,
maka jadilah seluruh hidupnya negatif. Sebaliknya seseorang yang optimis dan
percaya diri, mereka berangkat dari sikap positif, sehingga mampu melihat
seluruh potensi yang ada. Yang menjadi catatan bahwa, sikap seseorang mampu
tergeneralisasi dengan sikap-sikap yang lain. Padangan negative, akan
tergenerasilasi dengan sikap-sikap yang negatif yang lain, demikian pula
sebaliknya.
Sebagai contoh. Seseorang wanita yang cantik,
ditumbuhi jerawat pada hidungnya. Seorang yang pesimis dan lugu, akan memandang
ini adalah ancaman akan kecantikannya, dia akan menumbuhkan sikap yang negatif
lain seperti selalu bercermin, mencet-mencet jerawat sehingga akan menimbulkan
luka, minder, bahkan merasa malu bergaul dengan orang-orang. Tetapi lain halnya
dengan seseorang yang bersikap optimis dan percaya diri, jerawat pada hidungnya
itu adalah ibarat bintang dilangit yang bercahaya dimalam hari, bintang ini
akan menghilang sendiri pada waktunya. Mereka menganggap bahwa jerawat adalah
sebuah pertanda kedewasaan, dan sikap positif yang lain.
Jadi, sikap optimis dan percaya diri serta sikap
pesimis dan keluguan muncul tergantung dari sikap dan pola pikir. Seorang yang
pesimis disibukkan memikirkan hal-hal yang negatif, sedangkan seorang yang
optimis akan sibuk memikirkan dan mengembangkan potensi-potensinya yang ada.
No comments:
Post a Comment