Dalam
ilmu psikologi, khususnya aliran humanistik, berpandangan bahwa cinta yang
sebenarnya adalah orang yang merealisasi potensinya menjadi yang terbaik,
sesuai dengan kadar kekuatannya. Dia harus menerima diri sendiri apa adanya
terlebih dahulu, sebelum dia memberikan cinta kepada orang lain. Seseorang yang
tidak menerima dirinya sendiri, dia akan menebar kebencian. Ataupun seseorang
yang tidak menerima diri sendiri (kekurangan), sedang jatuh cinta, dan tidak
berdaya didepan pasangannya, dia sedang mengembangkan cinta yang neurotic
(cinta yang sakit). Cinta yang sehat adalah cinta memandang diri sendiri
berharga, dan merasa mempunyai sesuatu yang berharga yang bisa diberikan untuk
kebahagian bersama. Jika seseorang sudah memandang diri sendiri berharga, dia
akan melahirkan sebuah cinta yang matang.
Cinta
yang matang adalah cinta yang memberi dengan tulus. Jika menerima cinta
seseorang, mengalahkan memberikan cinta kepada mereka adalah cinta yang tidak
matang, atau cinta karena nafsu atau cinta seorang kanak-kanak (deficiency
love). Dalam cinta yang matang, setiap partner peduli satu-sama lain,
merasa bertanggungjawab terhadap satu sama lain, bukan sekedar melakukan
kewajiban, namun memberi dengan tulus.
Cinta
yang matang mencakup penghargaan terhadap partner, memiliki pengetahuan dalam
mengenai partnernya. Cinta adalah sesuatu yang kompleks dibandingkan dengan
hanya sekedar sebagai suatu cara meredakan ketegangan seksual.
Dalam
aplikasi cinta menurut paham humanistic (Erick Fromm), cinta dapat dibedakan menjadi:
- Motherly love (cinta keibuan) --- sepenuhnya bersifat satu sisi dan
tidak setara; ibu memberi cinta yang tidak bersyarat, dan tidak meminta
balasan apapun. Dari jenis cinta ini anak akan memperoleh rasa stabilitas
dan keamanan. Atau dengan kata lain “cinta tanpa syarat”.
- Brotherly love (cinta persaudaraan) --- melibatkan cinta terhadap
semua orang; semua jenis manusia. Jenis cinta ini menyatukan individu satu
dengan yang lain dalam satu komunitas (cinta sosial). Cinta sosial sangat
penting, karena manusia berkembang dalam relasi sosial dan relasi sosial
itu harus berkembang atas dasar cinta, untuk mendapatkan relasi sosial
yang sehat.
- Erotic love (cinta
erotik) --- di arahkan pada idividu tunggal, dan bersifat sementara,
keintiman dan hanya bersifat sesaat. Dalam kasus-kasus semacam ini (jika
cinta erotik dominan), individu dapat beralih dari kekasih yang satu ke
kekasih yang lain dengan cepat. Orang yang hanya terlibat hanya dalam
cinta erotik, tidak mengalami cinta yang sebenarnya, namun hanya memuaskan
kebutuhan seksualnya, meredakan kecemasan akan pelampiasan seksual.
Dasarnya adalah kekaguman akan sesuatu (bisa kecantikan, harta dan
lain-lain). Jika objek kekaguman itu sudah hilang, dapat dipastikan,
cintanyapun akan ikut lenyap.
Cinta yang matang adalah motherly love (Cinta yang berkembang tanpa syarat apapun), yang menggabungkan
elemen-elem dari cinta persaudaraan dan cinta erotik serta menerima diri
sendiri. Seseorang harus mampu mencintai diri sendiri dan memiliki kesetiaan
agar dapat menggabungkan cinta secara berhasil dan matang.
Kepuasan seksual yang
terbaik berasal dari cinta yang matang…
Referensi:
Kepribadian dan Teori-teori Klasik dan Riset
Modern, oleh Howard S.
Friedman & Miriam W. Schustack
No comments:
Post a Comment