Pages

Saturday, April 21, 2012

PSIKOLOGI INDIVIDU ALLPORT


Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi,
Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita. Allport selalu mementingkan adanya sifat, kompleks dan khas dari tingkah laku manusia. Semua itu memiliki dasar / kesatuan / unitas. Tingkah laku yang disadari adalah yang terpenting. Dan juga mementingkan ego / self . Menurutnya,self merupakan satu-satunya sepribadian yang sebenarnya. Dengan kata lain self dibentuk melalui deferiensiasi medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu serta dari distorsi pengalaman. Self bersifat integral dan konsisten. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap ancaman dan self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologic dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri cerdas, menyenangkan, jujur, baik hati dan menarik.
●      Struktur dan dinamika kepribadian
Di teori lain, struktur dan dinamika dibahas secara terpisah. Namun oleh allport semua itu dinyatakan dalam bentuk sifat. Antara struktur dan dinamika itu sama. Sifat adalah penekanan teori allport sehingga sering disebut dengan traits psychology.
Organisasi dinamik menekankan bahwa kepribadian selalu berkembang dan berubah. Psikofisis menunjukan bahwa kepribadian bukan hanya mental dan neural, namun jiwa dan raga menjadi suatu kesatuan pribadi. Kepirbadian individu dipengaruhi oleh kepribadian masing masing dari istilah menentukan. Yang dimaksudkan dengan khas / unik adalah allport memberi penekanan pada individualitas, bahwa tidak ada 2 orang yang benar benar sama dalam hal kepribadian. Kepribadian itu memiliki arti sebagai adaptasi / penyesuaian diri dengan lingkungan.
●      Watak mengisyaratkan norma tingkah laku tertentu dimana individu akan dinilai perilakunya. Watak sebagai kepribadian yang di evaluasi dalam arti normatif. Watak yang baik adalah watak yang sesuai dengan norma yang berlaku.
●      Temperamen biasanya menunjuk pada disposisi disposisi yang erat kaitannya dengan faktor faktor biologis / fisiologis dan sedikit sekali mengalami perubahan dalam perkembangan dan memiliki peran yang besar dibanding aspek aspek lain.Temperamen adalah gejala karakteristik dari sifat individu , termasuk mudah tidaknya kena rangsangan emosi , cepat / tidak berekasi, kualitas hidup. Bergantung pada faktor konstitusional, terutama keturunan.
●      Sifat adalah sistem neuropsikis yang digeneralisasikan. Sifat memiliki eksistensi dalam diri individu. Sifat dibedakan dengan habits. Kebiasaan merupakan kecenderungan kecenderungan bersifat menentuka. Sifat merupakan sifat gabungan dari beberapa kebiasaan. Menurut allport, sifat dan sikap adalah predisposisi untuk merespon dan khas , dapat membimbing tingkah laku, merupakan hasil belajar dan faktor genetis.
●      Sikap, berhubungan dengan suatu objek sehungga lebih luas. Makin besar objek dikenai sifat, maka sifat dan sikap akan menjadi semakin mirip. Sikap biasanya mengandung penilaian terhadap suatu objek.
Orang dapat memiliki suatu sifat tapi tidak dapat memiliki suatu tipe. Sifat dapat memunculkan keunikan pribadi, sedangkan tipe menenggelamkannya. Pembagian sifat :
  1. sifat kardinal ( pokok ). Sangat menonjol, sehingga pengaruhnya dapat langsung dilihat. Jenisnya relatif kurang biasa sehingga tidak tampak. Sifat kardinal nampak pada setiap orang tapi tidak semua orang punya sifat ini
  2. Sifat sentral. Merupakan kecenderungan kecenderungan yang sangat khas pada individu, sering muncul dan sangat mudah disimpulkan . contoh : ekstravert dan introvert
  3. Sifat sekunder
Contoh Perilaku :
Seseorang memiliki kepribadian yang matang menurut allport memiliki hal-hal dibawah ini. Berikut contoh perilakunya :
  1. Ekstensi sense of self
Seorang mahasiswa semester akhir yang telah masuk dalam masa dewasa awal, berusaha untuk memperluas “link” agar mereka bisa memperluas pergaulan mereka, sehingga dengan mengenal berbagai macam orang mahasiswa itu belajar ubtuk lebih mengerti minat orang lain dan mengerti minatnya sendiri. Misalnya saja dalam hal pekerjaan yang akan ia geluti nanti. Dengan begitu ia mulai mempunyai rencana masa depan, apa yang ingin ia lakukan demi masa depannya.
2.      Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Seseorang yang telah masuk ke masa dewasa awal dan madya pasti berusaha mencari kedekatan dengan lawan jenis, itu semua dilakukan untuk membina hubungan dengan orang lain. Seperti mencari pasangan hidup, serta meminta persetujuan keluarga atas pilihannya.


3.      Penerimaan diri
Dalam masa ini emosi seseorang tidak lagi meluap-luap, misalnya saja ia diputus oleh kekasihnya, ia akan lebih bisa mengontrol diri, tidak mudah frustasi dalam menghadapinya.
4.      Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Bila seseorang mengalami masalah, misalnya saja masalah yang cukup besar dikantor, maka ia harus dapat mengatasinya tanpa panik atau malah merusaknya, ia pun sudah bisa memilih mana tugas yang cocok untuknya dan mana yang tidak.
5.      Objektifikasi diri: insight dan humor
Contoh perilakunya adalah empati, kita harus bisa menempatkan diri di posisi orang lain, agar bisa diterima oleh masyarakat, kita tidak menjadi seseorang yang teralu subyektif. Dan juga dalam hidup ini kita butuh hiburan, seperti tv yang berisi acara komedi misalnya, itu tidak hanya dianggap sebagai sesuatu yang bisa ditertawakan, tetapi lebih agar kita bisa melihat keanekargaman manusia.
6.      Filsafat Hidup
Seseorang yang mulai dewasa, ia pasti telah memiliki patokan dalam hidupnya, misalnya saja pemuda islam, ia pasti telah menaati perintah islam, dan menjadikan itu semua sebagai falsafah hidup maupun pegangan hidupnya.

Perkembangan kepribadian
Bayi
Allport memandang neonates (bayi baru lahir) sebagai makhluk yang eksistensinya nyaris semata-mata berupa hereditas, dorongan primitive dan reflex. Neonates belum memiliki sifat-sifat khusus yang baru muncul kemudian sebagai akibat dari transaksi-transaksi dengan lingkungan. Neonatus belum memiliki kepribadian. Pemenuhan suatu potensi masih harus menunggu pertumbuhan dan pematangan. Seorang anak  sebagian besar merupakan  makhluk yang terdiri atas tegangan-tegangan segmental dan perasaan-perasaan mikmat – sakit atau enak- tidak enak. Teori biologis tentang tingkah laku yang bersandar pada hadiah atau hukuman sangat cocok pada tahap awal kehidupan. Pada tahun berikutnya, seorang bayi mulai memperlihatkan kualitas-kualitas tertentu, misalnya perbadaan-perbedaan gerakan dan ekspresi emosional yang cenderung menetap atau lebur menjadi cara-cara penyesuaian yang lebih matang.
a.      Berupa hereditas, dorongan primitive, dan reflex
b.      Belum memiliki kepribadian
c.       Tahun selanjutnya mulai menunjukan kualitas tertentu
Transformasi kanak-kanak
Allport menyetujui banyak prinsip tentang perubahan yang terjadi dari masa bayi ke masa dewasa. Namun, prinsip belajar oportunistik tidak cocok untuk menjelaskan belajar pada propium yang membutuhkan prinsip seperti identifikasi, penutupan (closure), wawasan kognitif, gambaran diri, dan subsidiasi kearah system ego yang aktif. Allport hanya mengemukakan oltonomi fungsional sebagai suatu kenyataan dasar dalam motivasi manusia yang harus dijelaskan dengan prinsip belajar yang belum dikoordinasi dengan baik menjadi suatu teori yang cukup luas. Otonomi fungsional menjelaskan bahwa apa yang semula sekedar alat untuk mencapai suatu tujuan biologis dapat menjadi motif otonom yang mengarah tingkah laku dengan daya seperti yang dimilki oleh dorongan yang dibawa sejak lahir. Sebagian besar karena adanya diskontinuitas antara struktur motivasi individu pada masa awal lalu pada masa yang berikutnya. Allportr mengemukakan hanya ada dua teori kepribadian, yaitu : berupa model biologis untuk menjelaskan tingkah laku individu setelah kelahiran dan secara bertahap semakin berkurang sampai dengan berkembangnya kesadaran tentang diri dan individu mengembangkan motif yang tidak berhubungan erat dengan motif yang mendorong tingkah laku yang sebelumnya.
a.      Terjadi perubahan tingkah laku yang pada masa awal kehidupan yang hanya berupa dorongan primitive menjadi sesuatu yang lebih sadar dan terorganisasi
b.      Terdapat otonomi fungsional, yaitu perubahan dari perilaku yang didorong atas dasar hadiah atau hukuman kenjadi sesuatu yanmg berkembang berdasarkan motivasi yang orientasinya pada masa depan
Orang dewasa
Tingkah laku telah ditentukan  oleh sekumpulan sifat yang terorganisasi dan harmonis. Sifat ini muncul dengan berbagai cara dari masa neonates. Apapun yang dapat mendorong tingkah laku sangat berfungsi pada masa dewasa yang orientasi perilakunya atas kesadaran dan rasionalisasi. Tingkah laku mengikuti pola yang harmonis dan pada intinya terdapat suatu fungsi yang disebut dengan propium. Motif yang ada beorientasi pada masa yang akan dating. Menurut allport, kepribadian yang matang harus memiliki suatu perluasan diri yang artinya hidup tidak boleh terikat secara sempit pada sekumpulan aktivitas yang erat hubungannya dengan kebutuhan-kebutuhan dan kewajiban kewajiban pokoknya. Orang harus mengambil tanggung jawabnya dan menikmati bermacam-macam aktivitas. Seorang pribadi yang matang harus mampu menjalin hubungan yang hangat dengan orang-orang lain, dan memiliki orientasi realistic.
a.      Tingkah laku dari sekumpulan sifat yang terorganisasi dan matang
b.      Perilaku berdasarkan kesadaran, realitas dan memiliki tujuan masa depan
c.       Memilki suatu cirri pribadi matang, yaitu : memiliki perluasan diri, mampu menjalani hubungan yang matang dengan orang lain, memiliki orientasi realistic terhadap diri sendiri (humor dan insight)
Penelitian khas dan metode penelitian
Idiografik versus nomotetik
Seorang peneliti dapatmemilih meneliti tingkah laku dengan menggunakan prinsip umum, variable universal dan sejumlah besar subjek atau memusatkan perhatian pada kasus individu dengan menggunakan metode dan variable yang sesuai dengan keunikan setiap individu. Allport meminjam istilah dari filsuf Jerman, Windelband, idiografik (individual) dan nomotetik (universal). Namun, tahun 1962 ia mengganti dengan istilah baru, morfogenik untuk idiografik dan dimensional untuk nomotetik. Allport mengemukakan dua hal ini memiliki tempat dalam psikologi. Tetapi penekanannya khusus dikalangan psikologi Amerika lebih condong pada nomotetik sehingga perlu reorientasi yang drastic karena morfogenik akan menghasilkan prediksi dan pemahaman yang lebih baik. Tekanan dan pendekatan morfogenik merupakan suatu akibat logis dari beberapa segi pandangan teoritis allport.
Pertama, penekanan pada keunikan setiap orang mewajibkan peneliti untuk memilih metode penelitian yang tidak akan menyembunyikan dan mengaburkan individualitas.
Kedua, penekanan pada pentingnya disposisi-disposisi pribadi sebagai factor primer perilaku. Apabila disposisi ini merupakan sesuatu yang real dalam kepribadian dan disposisi ini khas pada pribadi yang bersangkutan, maka jleaslah bahwa pendekatan yang paling efektif untuk meneliti suatu perilaku adalah suatu metode yang meneliti sang individu.
Teknik yang pas yang dipakai allport dan Vernon dalam penelitian mereka adalah mengenai tingkah laku ekspresif, analisis structural dan analisis isi.pendekatan yang dimakasud Q methodology, individualized questionnaires, self anchoring scale, the role construck repertory test, inverse factor analysis.
Pengukuran kepribadian secara langsung dan tidak langsung
Allport konsisten terhadap kesadaran dan rasionalitngkah laku. Keyakinanya pada individu yang normal bertingkah laku berdasarkan motif-motif yang ia ketahui dan masuk akal.allport menyatakan bahwa metode langsung dan tidak langsung akan mengahsilkan gambaran uyang konsisten dalam kasus individu yang normal.
Allport menyimpulakan metode tidak langsung dapt mengungkapkan factor tak sadar yang penting dari tingkah laku. Metode tidak langsung hanya digunakan sebagai pelengkap dari metode langsung. Untuk orang normal, metode langsung menunjukan gambaran yang lebih lengkap dan berguna tentang struktur motovasi.
Peneliitian tentang tingkah laku ekspresif
Awal tahun 1930-an, allport dan temannya mengadakan serangkaian penelitian untuk membuktikan bahwa perilaku ekspresif adalah penting dan konsisiten. Allport membedakan dua komponen dalam setiap respon manusia. Pertama, komponen adaptif atau komponen penanggulangan, yaitu komponen yang terutama menyangkut nilai fungsi atau manfaat suatu perbuatan,a kibat yang ditimbulkan perbuatan tersebut, atau tujuan yang ingin dicapai. Kedua, komponenekspresif, cara atau gaya dalam melakukanperbuatan itu. Sesuai dengan penekanan pada unsure-unsureindividual dan unik tingkah laku, allport menaruh minat pada perilaku ekspresif, yaitu komponen idiosinkratik atau personal yang bahkan akan tetap kelihatan pada respon yang paling steriotip.
Gaya tingkah laku tidak semata-mata ditentukan oleh factor kepribadian. Factor sosiokultural, keadaan atau suasana hati, kondisi organis, dan variable lain juga menentukan perilaku ini. Tingkah lakiu ekspresif dapat diklasifikasikan menurut tipe perbuatan yang dilakuakn, seperti : ekspresi wajah, gaya jalan, suara dan tulisan tangan. Allport menyatakan :cirri-ciri ekspresif tubuh tidaklah diaktifkan secara lepas. Setiap cirri tersebut dipengaruhi dengan cara yang persis sama seperti cirri lainnya. Karena itu, sampai pada batas tertentu pernyataan Lavater bahwa “jiwa yang satu dan sama terwujud dalam segalanya” bias dibenarkan. Akan tetapi konsistrensi tidaklah pernah sempurna. Masing-masing saluran ekspresi bukan merupakan duplikat yang tepat dari semua saluran lainnya. Apabila demikian halnya, maka metode monosimtomatik benar adanya. Seluruh kepribadian dapat terungkap dalam setiap cirri. Tulisan tangan dapat mengatakan segalanya, begitu juga mata, tangan atau lengan kaki,. Bukti yang dikumpulkan tidak membenarkan intrepetasi yang begitu sederhana.
Surat-surat jenny
Allport mengumpulkan 301 surat dari seorang baya bernama Jenny Masterson yang dimanfaatkan Baldwin untuk menganalisa kepribadian yang menonjol pada Jenny. Baldwin menggunakan analisis struktur personal. Langkah yang dilakukan : 1. Membaca surat tersebut untuk mengidentifikasikan topic dan tema yang mencolok. 2. Menemukan hubungan antara topic. Maka kepribadian dapat dilihat dengan penghitungan statistic dari apasaja topic yang ditulis dan seberapa banyaknya atau seringnya topic tersebut diceritakan. Namun allport hanya menuliskan pengelompokan sifat-sifat yang sering dimunculkan berdasarkan surat yang dituliskan jenny. Namun allport sendiri juga melakukan evaluasi seperti yang ia tuliskan : “analisis isi bukanlah kunci emas untuk membuka kepribadian jenny.tetapi berperan untuk mengobjektifikasikan, mengkuantifikasikan dan sampai batas tertentu memurnikan kesan yang didasarkan pada akal sehat. Dengan membuat kita selalu dekat dengan data, maka kita tidak dibiarkan merusak evidensi. Ia juga berperan untuk menemukan hal-hal baru yang muncul kadang.
Status sekarang dan evaluasi (allport)
Dimulai dengan minat untuk menemukan sejenis sataun yang cocok dalam mendeskripsikan kepribadian yang menghasilkan konsepsinya tentan sifat, dibarengi dengan perhatian tentang transformasi perkembangan yang terjadi pada motif-motif dan mencapai puncaknya pada konsep otonomi fungsional, secara bertahap ia memodifikasikan teorinya sampai akhirnya ia memberi  tekanan yang lebih besar pada intensionalitas dan fungsi-fungsi ego(proprium)
Penekanan Allport pada fungsi-fungsi aktif proprium (ego) dan konsepnya tentang otonomi fungsional sangat sesuai dengan perkembangan-perkembangan mutakhir dalam psikologi ego psikoanalitik.
Salah satu gejala mencolok di bidang psikologi dalam 60 tahun terakhir adalah lenyapnya dan disusul munculnya kembali konsep diri dan ego. Allport sangat berpengaruh dalam memulihkan dan memurnikan konsep ego. Ia tidak hanya menempatkan konsep itu dalam konteks historis tapi juga secara pantang menyerah berusaha memperlihatkan perlunya secara fungsional menggunakan konsep tersebut secara spesifik dalam rangka menerangkan tingkah laku manusia yang normal dan kompleks.
Segi baru lainnya dalam pandangan Allport adalah tekanan pada pentingnya factor-faktor tingkah laku sadar, dan sejalan dengan ini anjurannya tentang penggunaan metode –metode langsung untuk menilai mengukur manusia. Yang lebih sejalan dengan kecendrungan-kecendrungan dalam psikologi dewasa ini adalah imbauan Allport untuk meneliti kasus individual secara terinci dengan monografnya tentang penggunaan dokumen pribadi dalam psikologi, tekanannya pada metode idiografik, esainya, jelas merupakan salah satu dari tokoh terpenting dalam gerakan yang menyebabkan kasus individual diterima sebagai objek penelitian psikologi yang sah dewasa ini.
Allport merupakan teoritikus yang menjadi jembatan efektif antara psikologi akademik beserta tradisinya di satu pihak serta bidang psikologi klinis dan kepribadian yang berkembang dengan cepat. Kontiunitas ini tidak hanya berperan memperkaya masing-masing sub disiplin dengan wawasan sub disiplin lainnya tapi juga menjaga sejenis kontiunitas intelektual yang penting bagi perkembangan psikologi  jangka panjang.
Segi terakhir dalam pandangan Allport adalah tekanannya pada masa depan dan masa sekarang dan mengabaikan masa lampau. Karena pengaruh psikoanalisis begitu kuat maka mudah bagi seorang peneliti atau seorang praktisi untuk melupakan peranan factor situasional dan factor masa kini tingkah laku karena terpukau pada konsep determinasi historis.  Tulisan Allport bermanfaat untuk selalu memperingatkan bahwa masa lampau bukanlah keseluruhan individu yang berfungsi.
Banyaknya kritik yang dialamatkan pada tulisan Allport misalnya konsep otonomi fungsional tidak dapat dibuktikan sescara empiris , apalagi membuat prediksi tentang peristiwa yang tak teramati. Kesulitan yang muncul tentang konsep ini ketika mengajukan gagasan tentang proprium sebagai kriterium untuk menentukan apa yang menjadi otonom. Otonom fungsional tidak dapat dijadikan dasar untuk menjelaskan terhapusnya atau menghilangnya suatu respon tertentu dan tidak perduli berapa lama respon tertentu tidak dapat diamati karena gagal dihapuskan. Kritik yang mungkin serius adalah Allport tidak memberi penjelasan memdai tentang proses atau mekanisme yang mendasari otonomi fungsional. Ia mengatakan gejala itu terjadi tetapi tidak menjelaskan bagaimana gejala itu bisa terjadi. Segi lainnya yang dikritik adalah tentang diskontiunitas parsial antara normal dan tak normal, antara bayi dan orang dewasa, antara binatang dan manusia. Pada kenyataannya para psikolog telah meminjam konsepsi yang dikembangkan melalui observasi terhadap binatang yang lebih rendah yaitu begitu banyak sehingga membuat asumsi tentang diskontiunitas dalam spesies manusia lebih sulit diterima. Mereka yang banyak kritik tadi bahwa teori banyak memberi perhatian penuh pada kesalingterkaitan semua tingkah laku tetapi gagal mengenali hubungan timbal balik antara tingkah laku dan situasi lingkungan tempat tingkah laku itu beroperasi. Allport dengan kesabarannya yang khas dan  mnedengarkan dan menanggapi kritik ini. Allport menyatakan bahwa adalah tugas psikologi untuk meneliti system pribadi karena sang pribadilah yang menerima, menolak atau tetap tidak terrpengaruh oleh system-sistem social. Eklektikisme yang toleran dari Allport terlihat dalam pemecahannya terhadap pertentangan antara pribadi dan masyarakat.
Ciri yang paling menonjol dari tulisan teoritis Allport adalah bahwa kendati bersifat pluralistic dan ekletik, tulisan itu berhasil menciptakan kesan baru dan mempunyai pengaruh luas, karyanya yang menyajikan aspek positif tingkah laku manusia dengan cara yang menghormati keunikan setiap organism hidup.

No comments:

Post a Comment