Pages

Thursday, May 17, 2012

Kematangan dalam Cinta


Dalam ilmu psikologi, khususnya aliran humanistik, berpandangan bahwa cinta yang sebenarnya adalah orang yang merealisasi potensinya menjadi yang terbaik, sesuai dengan kadar kekuatannya. Dia harus menerima diri sendiri apa adanya terlebih dahulu, sebelum dia memberikan cinta kepada orang lain. Seseorang yang tidak menerima dirinya sendiri, dia akan menebar kebencian. Ataupun seseorang yang tidak menerima diri sendiri (kekurangan), sedang jatuh cinta, dan tidak berdaya didepan pasangannya, dia sedang mengembangkan cinta yang neurotic (cinta yang sakit). Cinta yang sehat adalah cinta memandang diri sendiri berharga, dan merasa mempunyai sesuatu yang berharga yang bisa diberikan untuk kebahagian bersama. Jika seseorang sudah memandang diri sendiri berharga, dia akan melahirkan sebuah cinta yang matang. 


Cinta yang matang adalah cinta yang memberi dengan tulus. Jika menerima cinta seseorang, mengalahkan memberikan cinta kepada mereka adalah cinta yang tidak matang, atau cinta karena nafsu atau cinta seorang kanak-kanak (deficiency love). Dalam cinta yang matang, setiap partner peduli satu-sama lain, merasa bertanggungjawab terhadap satu sama lain, bukan sekedar melakukan kewajiban, namun memberi dengan tulus.

Cinta yang matang mencakup penghargaan terhadap partner, memiliki pengetahuan dalam mengenai partnernya. Cinta adalah sesuatu yang kompleks dibandingkan dengan hanya sekedar sebagai suatu cara meredakan ketegangan seksual.

Dalam aplikasi cinta menurut paham humanistic (Erick Fromm), cinta dapat dibedakan menjadi: 
  • Motherly love (cinta keibuan) --- sepenuhnya bersifat satu sisi dan tidak setara; ibu memberi cinta yang tidak bersyarat, dan tidak meminta balasan apapun. Dari jenis cinta ini anak akan memperoleh rasa stabilitas dan keamanan. Atau dengan kata lain “cinta tanpa syarat”. 
  • Brotherly love (cinta persaudaraan) --- melibatkan cinta terhadap semua orang; semua jenis manusia. Jenis cinta ini menyatukan individu satu dengan yang lain dalam satu komunitas (cinta sosial). Cinta sosial sangat penting, karena manusia berkembang dalam relasi sosial dan relasi sosial itu harus berkembang atas dasar cinta, untuk mendapatkan relasi sosial yang sehat.
  • Erotic love (cinta erotik) --- di arahkan pada idividu tunggal, dan bersifat sementara, keintiman dan hanya bersifat sesaat. Dalam kasus-kasus semacam ini (jika cinta erotik dominan), individu dapat beralih dari kekasih yang satu ke kekasih yang lain dengan cepat. Orang yang hanya terlibat hanya dalam cinta erotik, tidak mengalami cinta yang sebenarnya, namun hanya memuaskan kebutuhan seksualnya, meredakan kecemasan akan pelampiasan seksual. Dasarnya adalah kekaguman akan sesuatu (bisa kecantikan, harta dan lain-lain). Jika objek kekaguman itu sudah hilang, dapat dipastikan, cintanyapun akan ikut lenyap.
Cinta yang matang adalah motherly love (Cinta yang berkembang tanpa syarat apapun), yang menggabungkan elemen-elem dari cinta persaudaraan dan cinta erotik serta menerima diri sendiri. Seseorang harus mampu mencintai diri sendiri dan memiliki kesetiaan agar dapat menggabungkan cinta secara berhasil dan matang.
Kepuasan seksual yang terbaik berasal dari cinta yang matang…
Referensi:
Kepribadian dan Teori-teori Klasik dan Riset Modern, oleh Howard S. Friedman & Miriam W. Schustack  

No comments:

Post a Comment